Sejarah kerajaan Sunda masih menjadi kajian yang cukup menarik untuk dipelajari. Masih banyak yang perlu dikai dan diteliti. bagi orang yang tidak dibesarkan dilingkungan jawa barat, pemahaman tentang kerajaan sunda ini begitu minim dan sulit. Padahal pemahaman guru sejarah terhadap semua kerajaan yang ada di Indonesia ini, dimanapu letaknya menjadi sebuah kebutuhan yang tak dapat ditawar.
Masalah utama dari kerajaan yang ada di jawa barat ini adalah begitu minimnya sumber-sumber sejarah yang dapat menjadi rujukan, terutama sumber tertulis yang berasal dari jamannya. kalau toh ada sumber-sumber pendukung, kebanyakan berasal dari jaman yang berbeda jauh setelah peristiwanya.
Sebagai contoh, Kerajaan Tarumanegara berdiri abad 5 - 7 M, sumber yang mendukung itu, seperti naskah wangsakerta, berasal dari abad ke 12-15 M. artinya ada jeda waktu yang cukup lama, antara kejadian dengan waktu penulisan.
Ketika persiapan menuju survey utk acara MGMP Sejarah ke Bogor, tgl 22 Febr 2009 kemarin, tidak sengaja penulis dipertemukan dengan seorang ahli arkeologi, yang berkantor di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan.
Beliau menawarkan ilmu dan dengan senang hati akan datang jika diundang jika para guru sejarah memerlukan informasi keberadaan dan bagaimana keadaan sejarah kerajaan sunda. kebetulan sejarah kerajaan sunda ini menjadi salah satu keahlian beliau. Orangnya sdh berumur, sekitar 55 an, jadi pemahaman dan pengetahuan tenatng dunia arkeologi dan sejarah kerajaan sunda lebih komplit dibandingkan kita para guru sejarah,
Kapan kita bisa mengadakan seminar ya ...
26 Februari 2009
05 Februari 2009
Aktivitas MGMP Sejarah Jakut dalam menyongsong SKM
Sejak digulirkan akan dilaksanakan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) secara serentak di beberapa sekolah negeri (SMA N) di wilayah Jakarta Utara, MGMP Sejarah telah mengantisipasi hal tersebut, yakni berupa kegitan penyusunan Modul Pembelajaran Sejarah, sebagai persiapan pelaksanaan SKM.
Antisipasi dan jawaban MGMP ini, melihat pengalaman yang pernah dilakukan Sekolah Percobaan (SMA PP) beberapa dekade waktu yang lalu. Sebagai wadah guru-guru sejarah tentu saja membaca dengan cermat, bahwa pada prinsipnya pelaksanaan SKM mulai tahun 2009 ini, adalah reinkarnasi dari pelaksanaan sistem SKS yang pernah dilaksanakan SMA PP.
Sejarah telah mencatat dengan baik, bahwa SMPA PP yang dalam pelaksanaannya dilapangan dikelola oleh beberapa kampus penyelenggara LPTK (Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan), yakni IKIP( baca sekarang telah menjadi Universitas Negeri) telahberhasil dengan baik menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA dengan kurikulum semodel Perguruan Tinggi, yakni SKS.
Kunci sukses pelaksanaan SKS di SMA atau juga dengan Moving Class-nya, adalah tersedianya seperangkat bahan-bahan belajar bagi siswa berupa Modul Pembelajaran. Dengan Modul Belajar ini, akan banyak mempermudah siswa untuk belajar. Dan juga memfasilitasi para siswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata, untuk menempuh masa belajar yang jauh lebih singkat. Semakin anak rajin mengikuti Modul demi Modul dalam pembelajaran, maka jarak waktu tempuh belajar siswa semakin cepat.
Belajar dari itu semua, dengan esensi roh jiwa kurikulum SKM yang kiranya tidak jauh berbeda dengan SMA PP, maka pengurus MGMP Sejarah Jakut berinisiatif membuat Modul Pembelajran tersebut.
Pada tahap awal, pembuatan Modul Pembelajaran ini, hanya berlaku untuk kelas X semester 1. Dan, sebagai pedoman pembuatannya, Modul yang disusun tersebut mengacu kepada model Modul yang telah disosialisasikan direktorat Depdiinas, melalui kegiatan MGMP Sejaraj DKI Jakarta di SMA 70 beberapa waktu sebelumnya.
Dengan menyadari bahwa Modul itu tidaklah bisa di susun individu, melainkan mesti dilaksanakan secara bergotong royong, maka MGMP Sejarah Jakarta Utara menindaklajuti dengan mengundang beberapa guru untuk melaksanakan kegiatan di maksud di SMA 52, pada bulan NOvember 2008. Kegiatan Pembuatan Modul Pembelajaran ini dibuka oleh Kepala Sekolah SMAN 52 Jakarta, bapak Drs Syafruddin Yusuf pada bulan November 2008.
Pada kegiatan pembuka ini, berhasil disusun beberapa kelompok kerja, yang akan membahas materi modul berdasarkan KD (Kompetensi Dasar) Silabus Sejarah, yang telah diidentifikasi.
Kerja kelompok ini dilaksanakan di sekolah masing-masing atau bekerjasama dengan beberapa guru sejarah yang lokasinya cukup dekat.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di SMA N 13 jakut, adalah berupa pengumpulan dan pleno hasil penyusunan Modul per KD.
Antisipasi dan jawaban MGMP ini, melihat pengalaman yang pernah dilakukan Sekolah Percobaan (SMA PP) beberapa dekade waktu yang lalu. Sebagai wadah guru-guru sejarah tentu saja membaca dengan cermat, bahwa pada prinsipnya pelaksanaan SKM mulai tahun 2009 ini, adalah reinkarnasi dari pelaksanaan sistem SKS yang pernah dilaksanakan SMA PP.
Sejarah telah mencatat dengan baik, bahwa SMPA PP yang dalam pelaksanaannya dilapangan dikelola oleh beberapa kampus penyelenggara LPTK (Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan), yakni IKIP( baca sekarang telah menjadi Universitas Negeri) telahberhasil dengan baik menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA dengan kurikulum semodel Perguruan Tinggi, yakni SKS.
Kunci sukses pelaksanaan SKS di SMA atau juga dengan Moving Class-nya, adalah tersedianya seperangkat bahan-bahan belajar bagi siswa berupa Modul Pembelajaran. Dengan Modul Belajar ini, akan banyak mempermudah siswa untuk belajar. Dan juga memfasilitasi para siswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata, untuk menempuh masa belajar yang jauh lebih singkat. Semakin anak rajin mengikuti Modul demi Modul dalam pembelajaran, maka jarak waktu tempuh belajar siswa semakin cepat.
Belajar dari itu semua, dengan esensi roh jiwa kurikulum SKM yang kiranya tidak jauh berbeda dengan SMA PP, maka pengurus MGMP Sejarah Jakut berinisiatif membuat Modul Pembelajran tersebut.
Pada tahap awal, pembuatan Modul Pembelajaran ini, hanya berlaku untuk kelas X semester 1. Dan, sebagai pedoman pembuatannya, Modul yang disusun tersebut mengacu kepada model Modul yang telah disosialisasikan direktorat Depdiinas, melalui kegiatan MGMP Sejaraj DKI Jakarta di SMA 70 beberapa waktu sebelumnya.
Dengan menyadari bahwa Modul itu tidaklah bisa di susun individu, melainkan mesti dilaksanakan secara bergotong royong, maka MGMP Sejarah Jakarta Utara menindaklajuti dengan mengundang beberapa guru untuk melaksanakan kegiatan di maksud di SMA 52, pada bulan NOvember 2008. Kegiatan Pembuatan Modul Pembelajaran ini dibuka oleh Kepala Sekolah SMAN 52 Jakarta, bapak Drs Syafruddin Yusuf pada bulan November 2008.
Pada kegiatan pembuka ini, berhasil disusun beberapa kelompok kerja, yang akan membahas materi modul berdasarkan KD (Kompetensi Dasar) Silabus Sejarah, yang telah diidentifikasi.
Kerja kelompok ini dilaksanakan di sekolah masing-masing atau bekerjasama dengan beberapa guru sejarah yang lokasinya cukup dekat.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di SMA N 13 jakut, adalah berupa pengumpulan dan pleno hasil penyusunan Modul per KD.
Langganan:
Postingan (Atom)